Jumat, 23 Maret 2012

Logical framework

Polewali Mandar Sulawesi Barat.—Logical Framework dan selanjutnya disingkat logframe adalah Istilah yang sulit sekali difahami oleh kebanyakan orang, apalagi mereka yang tingkat pengetahuannya biasa-biasa saja. Saya sendiri awalnya juga kurang memahami dengan jelas, tetapi dengan keseringan terlibat dalam pelaksanaan beberapa program —— khususnya program pembangunan kesehatan ——– terutama yang berhubungan dengan tahapan perencanaan, yang dimulai dari pengumpulan data, analisis data, identifikasi masalah, menentukan masalah sampai kemudian menetapkan masalah sebagai tujuan. Sering terjadi, Para pembuat program biasanya langsung masuk kedalam tahap manajemen berikutnya yaitu pengorganisasian, pelaksanaan dan kemudian tahapan-tahapan selanjutnya. Ini adalah tindakan yang fatal. Saya baru mengerti, rupanya sebelum masuk pada tahap pengorganisasian, tahap terakhir perencanaan adalah membuat logframenya, yang kalau di Indonesiakan disebut sebagai kerangka logis. Dikatakan demikian (kerangka logis), karena semua tahap perencanaan ini dibuat secara logis, mempunyai kerangka, dari satu tahap ketahap yang lain, dan yang sangat menarik dari logframe ini adalah dengan menggunakan indikator yang jelas, terukur dan spesifik. Intinya Logframe adalah suatu pendekatan perencanaan program yang disusun secara logis dengan menggunakan indikator yang jelas. logframe atau biasa juga diistilahkan dengan logical framework atau di Indonesiakan kerangka kerja logis, dikatakan demikian, karena kerangka ini yang akan dipakai dalam pengorganisasian program bahkan tahap-tahap berikutnya dalam manajemen program yaitu pelaksanaan, monitoring dan evaluasi program, dikatakan dipakai untuk pengorganisasian karena orang-orang yang terlibat dalam program dengan kerangka ini akan selalu : berpikir terorganisir, dapat menghubungkan kegiatan-investasi-hasil, dapat digunakan untuk menetapkan indikator kinerja dan pengalokasikan tanggung jawab, dapat digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan tepat dan jelas, dapat juga digunakan untuk menyesuaikan dengan keadaan yang tiba-tiba berubah dan dengan kerangka logis ini pemegang program dapat memperhitungkan resiko——kemungkinan kesalahan dari perencanaan yang telah dibuat dengan baik dan benar———- Jadi sangatlah sempurna digunakan sebagai metode dalam menyelenggarakan suatu program, karena didalamnya terdapat pembahasan-pembahasan berupa : Analisa dan Pokok masalah, dengan hasil akhir diurut berdasarkan skala prioritas. Formulasi Tujuan (terukur, jelas dan spesifik) Analisa Strategi (cara-cara praktis yang dapat digunakan untuk mencapai goal) Analisa Stakeholder (orang-orang yang berkepentingan: penentu kebjakan, pelaksana dan penerima dampak) Analisa Risk dan Asumsi (memperhitungkan kegagalan dan keberhasilan) Matrix Logframe ( Tabel Kerangka Kerja Logis) Kerangka logis juga sangatlah menarik, karena dapat digunakan sebagai petunjuk tehnis dalam pengelolaan program, atau tepatnya kemampuan tehnis, bahwa yang bersangkutan mempunyai kemampuan tehnis dalam menyelenggarakan suatu program. Logical Framework sebagai kemampuan tehnis program karena dapat digunakan sebagai alat untuk Perencanaan, Penilaian, Monitoring dan Evaluasi dari kegiatan-kegiatan dalam program yang telah dibuat. Kerangka logika sebagai tehnis dalam mengkombinasikan Logika Vertikal maupun Logika Horisontal. Tujuan yang ditetapkan dapat diukur dengan indikator melalui informasi yang dikumpulkan dan disajikan dalam alat verifikasi khusus. Dalam pelaksanaannnya Logframe disusun dalam bentuk Matrix atau biasa disebut dengan logframe matrix yang terdiri atau mempunyai 4 elemen dasar yaitu Hubungan antara Goals, Objectives, Outputs dan Activities Logika Vertikal dan Logika Horisontal Indikator Asumsi dan resiko yang perlu diindetifikasi pada tahap penyusunan program Goals dalam kerangka logis (logframe) adalah tingkatan dengan tujuan tertinggi, merupakan hasil akhir tetapi diluar control program. Objectives atau sasaran program merupakan Rincian/Bagian dari Goal, Bagaimana kita mencapai Goal?, namun objectives atau sasaran ini selalunya diluar kontrol program. Goal dan Objectives diluar kontrol program karena kegiatan-kegiatan tidak langsung mempengaruhinya tetapi dapat dicapai dengan gabungan beberapa dari program yang yang satu dengan program yang lainnya. Sedangkan Outputs itu sendiri adalah Hasil spesifik apa yang harus diperoleh sesudah program berakhir ? dan Aktivities adalah Kegiatan-kegiatan apa yang harus disusun untuk memperoleh outputs ? Dalam matriks logframe ——-contoh matrixnya Anda bisa download disini Matrix Logframe –Kerangka Kerja Logis ——— kita juga dapatkan istilah Objectively Verifiable Indicators atau disingkat OVI yaitu atau dalam bahasa Indonesia disebut indicator verifikasi sasaran tujuan, mengarahkan kita untuk bagaimana kita tahu bahwa program itu berhasil, membantu kita untuk klarifikasi, membantu kegiatan monitoring dan evaluasi dan penggunaannya atau indikatornya dibuat dengan pendekatann SMART (specific, Measurable, Attainable, Realibility and Timely) Kolom lainnya dalam matrik kerangka logis adalah Means of Verification atau disingkat (MOV) atau dalam bahasa Indonesia disebut dengana cara verifikasi yaitu Data-data yang bisa menunjang, sejauh mana data yang dikumpulkan tersebut bermanfaat. Contoh Hasil penelitian, Data SDKI, Sensus dan lain-lain. Dan terakhir adalah kolom Risk and Assumptions (resiko dan asumsi). Ditulis berbagai kemungkinan yang terjadi yang dapat mempengaruhi berhasil atau gagalnya suatu proyek atau program. Dinyatakan dalam kalimat positif. Kesimpulannya logical framework atau kerangka kerja logis dalam penyelenggaraan program pembangunan, semisal pembangunan kesehatan yang dibuat, menunjukkan bahwa seseorang (penyelenggara program) mempunyai metode yang jelas dalam mengelola program, yang bersangkutan juga mempunyai kemampuan tehnis dalam pengertian kemampuan tehnis manajemen program, bukan saja mengetahui teori manajemen tetapi dapat mengaplikasikannya secara tehnis. Disamping itu juga yang bersangkutan mempunyai konsep yang jelas dalam melaksanakan tahap-tahap pencapaian tujuan dari yang akan dilaksanakan. Kegagalan yang sering ditemukan dalam penyelanggaraan program karena seseorang atau penanggung jawab program —– Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK)——– tidak memahami dengan baik dan benar bahkan tidak turut terlibat dalam penyusunannya tentang kerangka kerja logis — logical Framework. Begitulah pentingnya Logical Framework —-kerangka kerja logis—- dalam penyelenggaraan program pembangunan. Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar